Sabtu, 04 Februari 2012

Perbatasanku

Di dearahku, masih banyak hal yang belum tertuntaskan. Banyak dalam hal-hal penyediaan barang maupun jasa publik dan ketegasan dari pihak-pihak yang seharusnya membantu kita untuk disiplin dan bertanggungjawab namun terabaikan. Kesenjangan penghasilan juga sangat tampak, antara orang-orang berpenghasilan tinggi dan rendah.
 Rumah megah berdampingan dengan rumah kumuh dengan dibatasi pagar itu sangat banyak terdapat. Keterabaian ini juga tampak pada polisi-polisi dan tentara-tentara perbatasan. Contoh, saat kita melewati kantor polisi tanpa spion, helm standart, dan SIM. Kita dipersilahkan lewat begitu saja, kadang parahnya kita distop, lalu kemudian dimintai nomor handphone, katanya sebagai “bayaran dari tilangan.” Ya, kalau begitu sih enak sekali, siapapun tidak takut melanggar tata tertib, dan yang menyebabkan kita tidak menghargai ya pihak-pihak tersebut. Secara tidak langsung, pihak-pihak ini sudah mendidik kita untuk hidup jauh dari kedisiplinan dan tanggungjawab. Parahnya lagi di kalangan tentara, terkadang yang bertugas di daerah-daerah pedalaman kerap melakukan pelecehan seksual, sedangkan yang ditugaskan di daerah-daerah sekitar pusat kecamatan, juga bertingkah kurang ajar.
 Jalan-jalan berlobang masih di sana-sini, padahal dari apa yang didengar, anggaran daerah kita itu melebihi cukup untuk memperbaiki segala kekurangan daerah ini.

2 komentar:

  1. Saat belum mengerti syarat penulisan yang baik dan benar..
    The first time..

    BalasHapus
  2. Saat belum mengerti syarat penulisan yang baik dan benar..
    The first time..

    BalasHapus